Aku bergaul dengan ungkapan, terpahat pada papan tanda yang menunjuk masuk ke rumahmu. Ia berbunyi,
“Semoga Tuhan menghiris sedikit jiwamu dan tinggalkan ia di atas meja makanku.“
Aku bergaul dengan ungkapan, terpahat pada papan tanda yang menunjuk masuk ke rumahmu. Ia berbunyi,
“Semoga Tuhan menghiris sedikit jiwamu dan tinggalkan ia di atas meja makanku.“
Bagaimanakah harus aku
meluruh rinduku yang dulu
pada sang Bonang yang khayalkan
malamku yang dungu
Prindu Gamelan ini tetap tegun selama
di balik tiraian nipis, bercumbu
nan lirih bayang-bayang dan suara
yang luncuri aku ke bimasaktimu
Puspitaku dewi seindah maya
Gemalai tubuh mengulit khayalan
Sepi perkusi menghambat raya
Menyeru pulang si Prindu Gamelan
Bandar Baru Bangi
2013
Tak percaya
kerana cinta
Bisa menghukumi
diriku
Perjalanan berintipan
Aku
mengejar bayangnya
Tiada sesal dan kecewa
Kala yang tipis
menjadi saksi
Kita bercumbu
bersama suara
Oooo..
Dan aku
tak pernah berlagu lagi
di satu senja yang berlaku semua
Dan aku jua
tetap menyanggah
Cinta hanya khayalan dusta
ONCE through the forest
Alone I went;
To seek for nothing
My thoughts were bent.
I saw i’ the shadow
A flower stand there
As stars it glisten’d,
As eyes ’twas fair.
I sought to pluck it,–
It gently said:
“Shall I be gather’d
Only to fade?”
With all its roots
I dug it with care,
And took it home
To my garden fair.
In silent corner
Soon it was set;
There grows it ever,
There blooms it yet.
1815
(translated by Edgar Alfred Bowring)